Sadar Akan Sedekah

Harta yang kita miliki saat ini adalah milik Allah. Hanya sebagai pinjaman atau titipan, yang menjadi ujian bagi kita. Yang pada suatu hari nanti kita harus mengembalikannya dan mempertanggungjawabkan atasnya. Itulah mengapa disyariatkannya bersedekah, yakni untuk menyucikan harta kita dari hak-hak yang seharusnya diberikan. Maka bijaklah jika kita sebagai orang tua mulai menanamkan kecintaan bersedekah pada anak-anak sejak usia dini.

Secara sosial, sedekah memupuk solidaritas dan pemberdayaan harkat ataupun martabat kaum lemah, fakir, miskin, dan yatim (baik dalam pengertian nasab maupun sosial, yaitu mereka yang tidak punya pekerjaan). Kalangan ekonomi tertinggal banyak terbantu, seperti mempercepat pemerataan kesejahteraan yang mampu menekan angka kriminalitas secara signifikan.


Sering kali, kita beranggapan sedekah hanya berguna bagi penerima. Jarang disadari sedekah berfaedah juga bagi pelakunya. Secara rohani, sedekah menjadi sarana penyucian diri dari dosa dan sifat kikir. Allah berfirman:
 ''Ambillah sedekah (zakat) dari sebagian harta mereka. Dengan sedekah, kamu membersihkan dan menyucikan mereka.'' (QS Attaubah [9]: 103).

Sedekah akan berfungsi sebagai neraca keadilan yang menjembatani ketimpangan sosial di tengah masyarakat. Kondisi lingkungan sosial tidak sehat bila orang kaya menghabiskan uang puluhan juta rupiah untuk hiburan, sementara banyak orang miskin tidak makan tiga hari tiga malam. Urwah bin Zubair menyindir, bila orang kaya tidak dermawan, lantas apa bedanya dengan orang miskin?

Belum lagi, adanya fakta seorang ibu tega membunuh anaknya karena lapar. Jika kita melek sedekah dan sadar masih banyak tetangga miskin, semua berita tragis itu tidak perlu terjadi. Makna etimologis sedekah sejajar dengan arti keimananan (ashshidqu), yaitu upaya membenarkan keimanan dengan perbuatan. Termasuk, keimanan palsu jika seseorang mengaku mukmin, tetapi tidak dermawan. 
Rasulullah bersabda:
''Perilaku dermawan, bukti keimanan.'' (HR Muslim). 
Sebaliknya, Allah mengecam orang yang menghardik pengemis dan anak yatim sebagai mendustakan agama dan keimanan (QS Alma'un [107]: 1-3).

Ingatlah, ada janji besar bagi mereka yang suka meringankan beban orang lain. Sabda Rasulullah SAW: ''Barang siapa meringankan seorang mukmin dari kesulitan dunia, Allah kelak meringankannya dari kesulitan hari kiamat.'' (HR Muslim).

Kesenjangan tidak akan menganga lebar apabila lahir orang-orang dermawan yang mau menyisihkan harta guna membantu yang berkekurangan. Kedudukan orang dermawan begitu mulia di hadapan Allah. Mereka yang suka bersedekah di kala senang dan susah, mereka itulah orang yang dijanjikan Allah dengan ampunan dan surga seluas hamparan langit dan bumi (QS Alimran [3]: 133-134).

Surah Al-Taubah ayat 103 membuktikan ba­ha­wa, “Ambil sedekah daripada harta mereka un­tuk membersihkan dan menyucikan mereka, dan doakanlah mereka. Sesungguhnya doa kau itu menjadi ketenangan hati mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ayat ini mewakili dua perkara utama iaitu barang yang harus disedekahkan dan sebab untuk bersede­kah. Sedekah bertujuan membersihkan jiwa dan har­ta yang dimiliki.”

Sedekah bukan sekadar memberi, amalan ini mempunyai banyak manfaat yang perlu kita ke­ta­­hui. Manfaat sedekah bukan hanya dirasakan oleh penerima atau pihak yang kita beri sedekah, na­mun manfaat sedekah itu juga mampu kita ra­sa­kannya. Amalan sedekah sangat digalakkan da­lam Islam, karena kita mampu memberikan ke­se­nangan dan kebahagiaan kepada pihak yang me­mer­lukan. Lebih-lebih lagi kepada golongan yang betul-betul memerlukan bantuan.

 Abu Dzar pernah berkisah bahwa suatu hari dia berjalan bersama Rasulullah saw. di sebuah tanah lapang di Madinah hingga di hadapan keduanya terlihat Jabal Uhud. Setelah menyapa Abu Dzar, Rasulullah bersabada sebagai berikut.

“Tidak akan pernah membuat senang memiliki emas seperti Jabal Uhud ini, jika sampai melewati tiga hari dan aku masih memiliki satu dinar kecuali yang aku gunakan untuk melunasi utang. Jika aku memilikinya, pasti akan aku bagi-bagikan semuanya tanpa sisa dan aku katakan kepada hamba-hamba Allah begini, begini, begini (beliau mengisyaratkan arah kanan, kiri, dan belakangnya)’.” (HR Bukhari dan Muslim).


Dalam hidup, harta itu sangatlah penting. Kita akui itu. Lebih penting lagi, untuk tahu bagaimana menggunakannya. Jangan blank saat berhadapan dengan apa yang kita miliki. Manfaatkan sebaik mungkin. Hidup ini memang harus dinikmati, tapi juga perlu mengalokasikan waktu untuk mencari bekal demi akhirat nanti. Mungkin Anda takut miskin? Tentu itu wajar saja, karena kadang harta kita tak cukup untuk memenuhi kebutuhan kita di hari besok. Namun ingatlah, Allah yang Maha Mengatur atas rezeki setiap makhluknya di alam semesta ini, berbagi dengan sedekah dan hati yang ikhlas tak akan membuat kita miskin, karena Allah akan membalasnya dalam kehidupan dunia dan akhirat nanti.

0 comments Blogger 0 Facebook

Post a Comment

 
Rahasia Sedekah © 2013. All Rights Reserved. Share on Blogger Template Free Download. Powered by Blogger
Top