Pemkab Banyuwangi Gencarkan Sedekah Oksigen -
Pengertian Sedekah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infaq berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, yaitu hingga menyangkut hal yang bersifat non materiil, seperti tersenyum, menasehati mengucapkan dan membalas salam, menolong orang dan lain sebagainya.
HR Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan bahwa jika tidak mampu bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, membaca takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami-isteri, dan melakukan kegiatan amar ma'ruf nahi munkar adalah sedekah.
Zakat, Infaq dan Wakaf merupakan bagian dari sedekah, zakat disebut sebagai sedekah wajib sedangkan infaq dan wakaf bernilai sunnah.
Sabda Rosul dalam hadits muttafaqun 'alaih:
"Setiap kebaikan itu adalah sedekah".
Dalam hadits lain disebutkan:
"Senyummu pada saudaramu adalah sedekah"
Sebuah program menarik tentang pelestarian lingkungan dilaksanakan Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur. Di kabupaten berjuluk “The Sunrise of Java” itu digalakkan gerakan “Sedekah Oksigen”. Soft launching gerakan ini dilakukan pada malam pergantian tahun baru lalu di Alun-Alun Banyuwangi yang ditandai dengan pemutaran video tentang pentingnya udara bersih dan penanaman bibit pohon trembesi.
“Bumi yang hijau adalah rumah bagi semua makhluk hidup. Ia menjadi tempat berteduh, sumber makanan, sekaligus penghasil oksigen untuk pernapasan bagi semua makhluk yang ada di dalamnya. Kita semua patut menjaganya,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam rilis yang diterima merdeka.com, Senin (6/1)
Anas mengatakan, saat ini kualitas udara mulai berkurang, yang bisa berdampak buruk pada kesehatan dan masa depan generasi. Ratusan ribu orang meninggal tiap tahunnya akibat dari penyakit yang ditimbulkan dari berkurangnya kualitas udara.
“Perubahan tak pernah datang dari sesuatu yang besar. Karena itu, kami menggalang gerakan peningkatan kualitas udara. Dari Banyuwangi, satu per satu dari kita bertekad untuk menghijaukan daerah dan membersihkan udara dari polutan pencemar,” kata bupati berusia 40 tahun ini.
Maka Banyuwangi pun mendesain gerakan “Sedekah Oksigen”. Ini adalah gerakan berbasis partisipasi warga yang mengajak semua elemen terlibat dalam lomba menyumbangkan lebih banyak oksigen agar udara yang kita hirup lebih bersih dan sehat.
“Oksigen memiliki peran yang penting bagi manusia. Manusia bisa hidup beberapa hari tanpa makanan dan air, tetapi tidak dapat hidup selama beberapa menit saja tanpa oksigen,” kata Anas.
Jika dikonversikan ke dalam rupiah, kata Anas, kita semua akan tercengang dengan betapa pemurahnya Tuhan kepada manusia. Dalam sehari, manusia menghirup oksigen sebanyak 2880 liter. Harga oksigen per liter berkisar mulai Rp 25 ribu. Jika dikalikan, butuh dana Rp 72 juta per hari jika kita harus membeli oksigen atau Rp 67 miliar per tahun.
“Namun kita tidak mengeluarkan sepeser pun untuk menghirup oksigen. Ya makanya ayo giat tanam pohon. Kita tunjukkan bahwa kita tidak tinggal diam,” tegas Anas.
Turunan dari gerakan “Sedekah Oksigen” ini antara lain mewajibkan pasangan yang akan bercerai untuk menanam pohon trembesi. Demikian pula pembeli kendaraan bermotor, baik mobil maupun motor, diwajibkan mendonasikan satu bibit tanaman. “Peraturannya sedang kami siapkan,” ujarnya.
Selain itu, di lingkungan pemerintahan, sebanyak 13.000 PNS diwajibkan membawa tanaman ke kantor dan memeliharanya hingga tumbuh subur. Ada tim khusus yang memantau perkembangan tanaman tersebut untuk kemudian dilaporkan ke masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Di area perkantoran tak diperbolehkan ada penebangan pohon. “Juga tidak boleh ada bunga palsu di kantor,” katanya.
Anas mengatakan, Sedekah Oksigen adalah gerakan dari Banyuwangi untuk Indonesia. “Menjaga lingkungan, menjaga Indonesia, menjamin hak generasi penerus untuk hidup di lingkungan yang baik,” kata Anas.
Gerakan “Sedekah Oksigen” ini melibatkan seluruh elemen. Jadi masyarakat luas bisa menyumbang satu tanaman. “Secara berkala akan kami laporkan perkembangan tanaman itu melalui email, jadi mereka tahu dan percaya bahwa tanamannya tumbuh baik di kabupaten kami. Sekarang sedang kami siapkan infrastruktur website-nya sehingga bisa diakses publik luas. Begitu website selesai, langsung kami luncurkan, jelas Anas.
Banyuwangi memang gencar menanam pohon. Penanaman pohon dilakukan untuk merehabilitasi lahan kritis seluas 1.420 hektar, dan di sepanjang sempadan sungai seluas 32 hektar dengan total bibit yang ditanam sebanyak 238.200 bibit. Konservasi mata air dilakukan dengan penanaman pohon sebanyak 19.500 bibit.
Sepanjang 2012, sebanyak 3.778.510 bibit berbagai tanaman seperti mahoni, trembesi, sawo kecik, jabon, manggis, melinjo dan meranti ditanam di berbagai lahan, mulai dari kebun rakyat, penghijauan perkotaan dan wilayah industri hingga di sepanjang sungai.
Komitmen Pemkab Banyuwangi terhadap penghijauan mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai juara satu Lomba Penanaman Satu Miliar Pohon tingkat nasional.
Sumber : http://merdeka.com
Pengertian Sedekah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infaq berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, yaitu hingga menyangkut hal yang bersifat non materiil, seperti tersenyum, menasehati mengucapkan dan membalas salam, menolong orang dan lain sebagainya.
HR Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan bahwa jika tidak mampu bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, membaca takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami-isteri, dan melakukan kegiatan amar ma'ruf nahi munkar adalah sedekah.
Zakat, Infaq dan Wakaf merupakan bagian dari sedekah, zakat disebut sebagai sedekah wajib sedangkan infaq dan wakaf bernilai sunnah.
Sabda Rosul dalam hadits muttafaqun 'alaih:
"Setiap kebaikan itu adalah sedekah".
Dalam hadits lain disebutkan:
"Senyummu pada saudaramu adalah sedekah"
Sebuah program menarik tentang pelestarian lingkungan dilaksanakan Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur. Di kabupaten berjuluk “The Sunrise of Java” itu digalakkan gerakan “Sedekah Oksigen”. Soft launching gerakan ini dilakukan pada malam pergantian tahun baru lalu di Alun-Alun Banyuwangi yang ditandai dengan pemutaran video tentang pentingnya udara bersih dan penanaman bibit pohon trembesi.
“Bumi yang hijau adalah rumah bagi semua makhluk hidup. Ia menjadi tempat berteduh, sumber makanan, sekaligus penghasil oksigen untuk pernapasan bagi semua makhluk yang ada di dalamnya. Kita semua patut menjaganya,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam rilis yang diterima merdeka.com, Senin (6/1)
Anas mengatakan, saat ini kualitas udara mulai berkurang, yang bisa berdampak buruk pada kesehatan dan masa depan generasi. Ratusan ribu orang meninggal tiap tahunnya akibat dari penyakit yang ditimbulkan dari berkurangnya kualitas udara.
“Perubahan tak pernah datang dari sesuatu yang besar. Karena itu, kami menggalang gerakan peningkatan kualitas udara. Dari Banyuwangi, satu per satu dari kita bertekad untuk menghijaukan daerah dan membersihkan udara dari polutan pencemar,” kata bupati berusia 40 tahun ini.
Maka Banyuwangi pun mendesain gerakan “Sedekah Oksigen”. Ini adalah gerakan berbasis partisipasi warga yang mengajak semua elemen terlibat dalam lomba menyumbangkan lebih banyak oksigen agar udara yang kita hirup lebih bersih dan sehat.
“Oksigen memiliki peran yang penting bagi manusia. Manusia bisa hidup beberapa hari tanpa makanan dan air, tetapi tidak dapat hidup selama beberapa menit saja tanpa oksigen,” kata Anas.
Jika dikonversikan ke dalam rupiah, kata Anas, kita semua akan tercengang dengan betapa pemurahnya Tuhan kepada manusia. Dalam sehari, manusia menghirup oksigen sebanyak 2880 liter. Harga oksigen per liter berkisar mulai Rp 25 ribu. Jika dikalikan, butuh dana Rp 72 juta per hari jika kita harus membeli oksigen atau Rp 67 miliar per tahun.
“Namun kita tidak mengeluarkan sepeser pun untuk menghirup oksigen. Ya makanya ayo giat tanam pohon. Kita tunjukkan bahwa kita tidak tinggal diam,” tegas Anas.
Turunan dari gerakan “Sedekah Oksigen” ini antara lain mewajibkan pasangan yang akan bercerai untuk menanam pohon trembesi. Demikian pula pembeli kendaraan bermotor, baik mobil maupun motor, diwajibkan mendonasikan satu bibit tanaman. “Peraturannya sedang kami siapkan,” ujarnya.
Selain itu, di lingkungan pemerintahan, sebanyak 13.000 PNS diwajibkan membawa tanaman ke kantor dan memeliharanya hingga tumbuh subur. Ada tim khusus yang memantau perkembangan tanaman tersebut untuk kemudian dilaporkan ke masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Di area perkantoran tak diperbolehkan ada penebangan pohon. “Juga tidak boleh ada bunga palsu di kantor,” katanya.
Anas mengatakan, Sedekah Oksigen adalah gerakan dari Banyuwangi untuk Indonesia. “Menjaga lingkungan, menjaga Indonesia, menjamin hak generasi penerus untuk hidup di lingkungan yang baik,” kata Anas.
Gerakan “Sedekah Oksigen” ini melibatkan seluruh elemen. Jadi masyarakat luas bisa menyumbang satu tanaman. “Secara berkala akan kami laporkan perkembangan tanaman itu melalui email, jadi mereka tahu dan percaya bahwa tanamannya tumbuh baik di kabupaten kami. Sekarang sedang kami siapkan infrastruktur website-nya sehingga bisa diakses publik luas. Begitu website selesai, langsung kami luncurkan, jelas Anas.
Banyuwangi memang gencar menanam pohon. Penanaman pohon dilakukan untuk merehabilitasi lahan kritis seluas 1.420 hektar, dan di sepanjang sempadan sungai seluas 32 hektar dengan total bibit yang ditanam sebanyak 238.200 bibit. Konservasi mata air dilakukan dengan penanaman pohon sebanyak 19.500 bibit.
Sepanjang 2012, sebanyak 3.778.510 bibit berbagai tanaman seperti mahoni, trembesi, sawo kecik, jabon, manggis, melinjo dan meranti ditanam di berbagai lahan, mulai dari kebun rakyat, penghijauan perkotaan dan wilayah industri hingga di sepanjang sungai.
Komitmen Pemkab Banyuwangi terhadap penghijauan mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai juara satu Lomba Penanaman Satu Miliar Pohon tingkat nasional.
Sumber : http://merdeka.com
0 comments Blogger 0 Facebook
Post a Comment