Sembuh Dari Sakit dengan Sedekah
Rosululloh Solallohu’alaihi Wasallam bersabda:
“Bentengilah hartamu dengan zakat, obati
orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersedekah dan persiapkan doa untuk
menghadapi datangnya bencana.” (H.R. Ath-Thabrani)
Memang Sedekah tidak perlu menunggu sakit atau terkena musibah,begitu juga kita tidak
perlu menunggu kaya raya atau hidup berlebih untuk bersedekah karena hal tersebut
adalah bisikan syetan belaka. Terlebih lagi, jangan sampai kita menunggu sampai ruh kita
berada di tenggorakan, karena pada saat itu harta kita sudah dipastikan bukan milik kita
lagi tetapi sudah menjadi milik ahli waris.
Seorang sahabat bertanya kepada Rosululloh Solallohu’alaihi Wasallam ,
“Sedekah yang bagaimana yang paling besar pahalanya?” Nabi Solallohu’alaihi Wasallam
menjawab, “Saat kamu bersedekah hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit
(mengekang) dan saat kamu takut melarat, tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda
sehingga ruhmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan
sekian.” (H.R. Bukhari)
Orang yang bersedekah dan berbuat kebajikan tidak akan terjatuh. Kalaupun terjatuh ia
akan bersandar pada kedua tangannya. Sebab, bencana tidak akan sanggup melangkahi
sedekah.
Sedekah akan menolak berbagai macam musibah, bencana dan kesusahan yang
mengerikan. Sedekah akan mengangkat berbagai macam bencana, marabahaya dan
penyakit yang akut. Hal ini ditunjukkan oleh berbagai nash, serta dibuktikan secara riil
dan berdasarkan pengalaman.
Di antara hadist-hadist yang menunjukkan hal tersebut adalah sabda Rosululloh
Solallohu’alaihi Wasallam.:
“Orang yang berbuat kebajikan dapat menyelamatkan diri dari keburukan, mara bahaya
dan kebinasaan.” Al-Mustadrok karya Hakim (I/124)
Juga, dalam hadist Rofi’ bin Khudaij ra yang diriwayatkan secara marfu’ :
“Sedekah mampu menutup tujuh puluh pintu keburukan.” Al-Mu’jamu `l-Kabir karya
Thobroni (IV/274) no. 4402
Juga, sabda Nabi Solallohu’alaihi Wasallam., saat orang-orang merasa cemas karena
terjadi gerhana matahari :
“Bila kalian melihatnya (yaitu gerhana matahari), maka bertakbirlah, sholatlah dan
bersedekahlah.” Diriwayatkan oleh Bukhori no. 1044, Fathu `l-Bari (II/115).
Ibnu Daqiqil ‘Id berkata ketika menjelaskan hadist di atas, “Dalam hadist di atas
mengandung anjuran untuk bersedekah ketika dalam kondisi yang menegangkan, guna
menghindari bencana yang amat berbahaya.”
Ihkamu `l-Ahkam karya Ibnu Daqiq Al-‘Id
(II/141)
Demikian pula, sedekah dapat menjaga kondisi badan, selain pencegahan serta dapat
mengusir berbagai bencana dan penyakit dari pelakunya. Hal ini ditunjukkan dalam sebuah
hadist :
“Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.”
Syu’abu `l-Iman
karya Baihaqi (III/282) no. 3558
Ibnu Al-Hajj berkata, “Yang dimaksud dengan sedekah di atas adalah bahwasanya orang
yang sakit itu membeli jiwanya dari Robbnya swt senilai jiwa yang ia miliki. Sedangkan
sedekah sudah pasti memiliki pengaruh dalam hal itu. Sebab, yang menyampaikan berita
ini adalah Nabi Solallohu’alaihi Wasallam. yang selalu berkata benar yang diperoleh dari
Yang Maha Mulia lagi Maha Memberi.” Al-Mundziri menambahkan di dalam At-Targhib wa
`t-Tarhib (I/530)
Seseorang pernah berkonsultasi kepada Ibnul Mubarok tentang luka bernanah yang
terdapat pada lututnya, yang telah ada selama tujuh tahun dan telah diperiksakan ke
banyak dokter. Lantas, Ibnul Mubarok menyarankan kepadanya untuk menggali sebuah
sumur di suatu tempat, yang di situ orang-orang sangat membutuhkan air. Ia berkata
kepadanya, “Aku berharap sumur tersebut dapat memancarkan mata air dan menghentikan
darah (yang mengalir dari lukamu).”
Lihat Az-Zawajir karya Ibnu Hajar Al-Haitami (I/321).
Pernah, wajah Abu Abdillah Al-Hakim, penulis kitab Al-Mustadrok, mengalami luka hampir
selama satu tahun penuh. Lalu ia meminta doa kepada orang-orang sholih, dan hal itu
sering ia lakukan. Kemudian ia bersedekah kepada kaum muslimin dengan meletakkan
tempat air yang dibuat di depan rumahnya dan menuangkan air ke dalamnya. Orang-orang
pun minum air darinya. Selang seminggu, akhirnya ia pun sembuh dari sakitnya dan luka
tersebut sirna. Wajahnya kembali pulih dan bertambah bagus dari sebelumnya.Lihat Az-
Zawajir karya Ibnu Hajar Al-Haitami (I/321 dan 322).
Hakikat masalah ini adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-Munawi. “Orang-orang
yang mendapatkan taufik telah mencoba berobat dengan sedekah. Maka, mereka
mendapatkan obat ruhani yang mampu mengatasi hal-hal yang tidak dapat diatasi oleh
obat-obat medis. Tidak seorang pun mengingkari hal ini kecuali orang-orang yang tidak
mengetahui,” Faidhu `l-Qodir karya Al-Munawi (III/515)
Kita juga bisa menyimak kisah di jaman ini, dari Riyadh Saudi Arabia. Di sebuah desa
Huraimla, ada seorang wanita yang sudah dinyatakan oleh Dokter terkena kanker darah,
kondisi fisiknya sudah tidak bisa lagi berbuat apa-apa. Untuk merawat dirinya dan
memenuhi semua keperluannya, dia mendatangkan pembantu dari Indonesia. Pembantu
ini adalah seorang wanita yang taat beragama.
Satu minggu setelah bekerja, Majikan merasa pekerjaannya dianggap bagus. Suatu waktu
si Majikan memperhatikan kelakukan aneh si pembantu. Pembantunya ini sering sekali ke
kamar mandi dan berdiam cukup lama.
Dengan tutur kata yang lemah lembut si Majikan bertanya. “Apa yang sebenarnya engkau
lakukan di kamar mandi?” Pembantu itu tidak menjawab, tetapi justru menangis tersedu-
sedu. Si Majikan menjadi iba dan kemudian menghiburnya sambil menanyakan apa yang
sebenarnya terjadi.
Akhirnya Pembantunya itupun bercerita bahwa dirinya baru 20 hari melahirkan anaknya.
Karena desakan ekonomi itulah dia terpaksa berangkat bekerja sebagai TKW di Arab
Saudi.
“Saya harus membuang air susu saya Bu, kalau tidak dibuang dada saya terasa sesak dan
penuh karena tidak disusu oleh anak saya.”
“SubhanAlloh, Anda berjuang untuk anak dan keluarga Anda,” Kata majikan. Seketika itu
juga si majikan memberikan gajinya secara penuh selama 2 tahun sesuai dengan akad
kontraknya dan memberikannya tiket pulang.
Setelah pembantu itu pulang, majikan mengalami perubahan luar bisa. Pikirannya menjadi
terfokus pada kesembuhan dan hatinya menjadi sangat senang karena dapat membantu
orang yang sedang kesulitan.
Hari-harinya tidak lagi memikirkan sakitnya lagi, yang ada hanyalah rasa bahagia. Sebulan
kemudian dia baru kembali lagi ke rumah sakit untuk kontrol. Dokter yang menanganinya
segera melakukan pemeriksaaan mendetail. Tapi apa yang terjadi?
Dokter yang menangani awal tidak melihat ada penyakit seperti diagnosa sebelumnya. Dia
tidak melihat ada penyakit kanker darah yang diderita pasiennnya. Dokter itu terkagum-
kagum, bagaimana mungkin bisa sedahsyat dan secepat itu penyakitnya bisa sembuh,
apalagi kanker darah. Apa telah terjadi salah diagnosa?
Akhirnya Dokter itupun bertanya, apa sebenanrnya yang telah dilakukan oleh pasien.
Wanita itupun menjawab; “Saya tidak melakukan apa-apa dengan sakit saya, mungkin
sedekah yang telah saya lakukan ke pembantu saya telah membantuku sembuh, nyatanya
setelah saya menolong hati saya menjadi lebih bergairah untuk sembuh dan hidup, saya
mempunyai pembantu yang sedang menyusui anaknya tapi susu itu tidak dapat disalurkan
dan harus dibuang di kamar mandi.
0 comments Blogger 0 Facebook
Post a Comment