Bersyukur dengan Sedekah, Bersedekah dengan Rasa Syukur
Sedekah merupakan wujud rasa syukur atas segala nikmat yang kita rasakan. Orang yang bersyukur selalu merasa cukup bahkan berlebih dalam menerima nikmat, maka dia kemudian mudah membagi kebahagiaannya itu dengan orang lain. Sebaliknya, kurangnya rasa syukur bisa membuat orang yang berkecukupan merasa dirinya selalu kekurangan, sehingga memberi bisa menjadi sesuatu yang sulit untuk dilakukan.
Rasa syukur yang kurang terlatih juga bisa membuat kita menjadi sombong. Berpikir kalau harta dan segala yang dipunya semata-mata hasil usaha sendiri. Karenanya, hanya kitalah yang berhak atas semuanya. Lupa kalau memang ada hak orang lain di dalamnya dan sudah kewajiban kita untuk memberi manfaat sebesar-besarnya dengan apa yang dititipkan pada kita.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat an-Nur ayat 33, “Dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu.” Rasulullah saw. juga bersabda dalam sebuah hadis riwayat at-Tirmidzi, bahwa: “Sesungguhnya dalam setiap harta itu ada hak-hak orang lain selain zakat”.
Bila kita menyadari kalau segala yang ada pada kita adalah karunia Allah swt. yang mesti disyukuri, dan bersedekah merupakan bagian dari kewajiban kita, maka tak ada yang perlu disombongkan dari melakukannya.
Malah, bisa berbagi juga termasuk sesuatu yang patut disyukuri. Orang yang menerima sedekah kita pun merupakan perantara yang akan membawa kita lebih dekat kepada-Nya, tak ada alasan untuk merendahkan apalagi menyakitinya. Seperti yang disebutkan dalan Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 264:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir."
Kesombongan kita hanya akan menghilangkan pahala, penghinaan kita hanya akan merendahkan diri sendiri dan membuat sia-sia apa yang seharusnya berupa kebaikan. Semoga kita semakin mudah bersyukur dan berbagi dengan penuh keikhlasan, tanpa mengharap pujian atau merasa lebih hebat dari orang lain. [aca]
Sumber:http://alifmagz.com
Sedekah merupakan wujud rasa syukur atas segala nikmat yang kita rasakan. Orang yang bersyukur selalu merasa cukup bahkan berlebih dalam menerima nikmat, maka dia kemudian mudah membagi kebahagiaannya itu dengan orang lain. Sebaliknya, kurangnya rasa syukur bisa membuat orang yang berkecukupan merasa dirinya selalu kekurangan, sehingga memberi bisa menjadi sesuatu yang sulit untuk dilakukan.
Rasa syukur yang kurang terlatih juga bisa membuat kita menjadi sombong. Berpikir kalau harta dan segala yang dipunya semata-mata hasil usaha sendiri. Karenanya, hanya kitalah yang berhak atas semuanya. Lupa kalau memang ada hak orang lain di dalamnya dan sudah kewajiban kita untuk memberi manfaat sebesar-besarnya dengan apa yang dititipkan pada kita.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat an-Nur ayat 33, “Dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu.” Rasulullah saw. juga bersabda dalam sebuah hadis riwayat at-Tirmidzi, bahwa: “Sesungguhnya dalam setiap harta itu ada hak-hak orang lain selain zakat”.
Bila kita menyadari kalau segala yang ada pada kita adalah karunia Allah swt. yang mesti disyukuri, dan bersedekah merupakan bagian dari kewajiban kita, maka tak ada yang perlu disombongkan dari melakukannya.
Malah, bisa berbagi juga termasuk sesuatu yang patut disyukuri. Orang yang menerima sedekah kita pun merupakan perantara yang akan membawa kita lebih dekat kepada-Nya, tak ada alasan untuk merendahkan apalagi menyakitinya. Seperti yang disebutkan dalan Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 264:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir."
Kesombongan kita hanya akan menghilangkan pahala, penghinaan kita hanya akan merendahkan diri sendiri dan membuat sia-sia apa yang seharusnya berupa kebaikan. Semoga kita semakin mudah bersyukur dan berbagi dengan penuh keikhlasan, tanpa mengharap pujian atau merasa lebih hebat dari orang lain. [aca]
Sumber:http://alifmagz.com
0 comments Blogger 0 Facebook
Post a Comment